Kebutuhan untuk mengembangkan hunian modular yang harganya terjangkau sudah semakin mendesak di tengah krisis perumahan nasional.
KoranProperti.com (Tangerang) – Permintaan hunian yang terus meningkat dari tahun ke tahun di Indonesia, tentu membutuhkan solusi konstruksi hunian yang lebih cepat, efisien, dan berkelanjutan. Penyediaan hunian modular dengan harga terjangkau menjadi salah satu solusi terbaik, dalam upaya mengatasi krisis kronis perumahan nasional.
Perbincangan itu mengemuka dalam dialog kolaboratif antara Asosiasi Perusahaan Pracetak dan Prategang Indonesia (AP3I) dengan PT Motive Mulia (anak perusahaan PT Cemindo Gemilang Tbk) dalam gelaran Konstruksi Indonesia (KI) 2024, yang berlangsung di ICE BSD City, Tangerang, Banten, Kamis (7/11/2024).
AP3I menilai, kolaborasi ini merupakan langkah penting dalam memperluas implementasi teknologi modular dan material berkelanjutan, di industri pracetak dan prategang nasional.
BACA INI: Membangun Rumah Berkelanjutan, Desain Konstruksi Ramah Lingkungan
Sekretaris Jenderal AP3I Dudung Maulana Textianto dalam kesempatan itu mengungkapkan, pendekatan pracetak ini akan membantu mengatasi tantangan backlog hunian di Indonesia, sambil memperkuat kualitas bangunan yang tahan lama dan berkelanjutan.
“Kebutuhan untuk mengembangkan hunian modular yang harganya terjangkau sudah semakin mendesak, di tengah krisis kronis perumahan di Indonesia,” ungkap Dudung.
Menurut Dudung, rumah dengan sistem modular akan menjadi solusi terbaik untuk menjawab program 3 juta rumah yang dicanangkan pemerintah, sekaligus mengatasi backlog rumah, karena proses pengerjaan rumah modular waktunya sangat cepat, hemat biaya dan efisien.
Dudung menegaskan, pihaknya mengapresiasi pendekatan ramah lingkungan dalam produk pracetak, dan menjadi komitmennya untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan di masa depan. Untuk itu, AP3I akan terus melakukan sosialisasi penggunaan semen ramah lingkungan untuk produk pracetak dan prategang.
Kebutuhan Perumahan Nasional
Seperti diketahui, angka backlog perumahan di Indonesia masih tinggi, terutama untuk kawasan perkotaan dengan populasi padat. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah menargetkan pengurangan backlog hunian menjadi sekitar 5 juta unit sampai akhir tahun 2024, dari sebelumnya yang mencapai 7,64 juta pada tahun 2020 lalu.
Target pengurangan backlog rumah ini, didukung oleh adanya alokasi anggaran yang besar dari APBN dan sektor swasta, melalui program pembangunan rumah berkesinambungan.
Kedua institusi yang terlibat dalam kolaborasi ini, berkomitmen untuk mempercepat pembangunan hunian layak berkelanjutan. Solusi pracetak yang dihadirkan, diharapkan dapat memicu perubahan paradigma sektor konstruksi di Indonesia.
Di tempat yang sama, Direktur Operasional PT Motive Mulia Akhmad Syamsuddin menuturkan, dirinya berharap kolaborasi ini bukan hanya sebagai solusi jangka pendek untuk mengatasi kebutuhan perumahan nasional.
BACA INI: Peluang Bisnis Sektor Konstruksi, Pemerintah Kucurkan Dana Infrastruktur Rp423 Triliun
Akhmad menilai, solusi modular pracetak dirancang untuk memberikan efisiensi biaya dan kecepatan dalam membangun perumahan, ini akan menjadi solusi terbaik dalam menjawab tantangan backlog rumah, serta mampu memenuhi target pemerintah dalam menyediakan rumah rakyat berkualitas dengan harga terjangkau.
“Untuk menyeimbangkan aspek kebutuhan rumah layak huni dengan kondisi sosial dan lingkungan yang ada, seperti semakin sempitnya lahan perumahan atau meningkatnya biaya konstruksi, maka hunian modular menjadi salah satu alternatif yang tepat,” ungkap Akhmad.
Untuk itulah, sambung Akhmad, pihaknya menawarkan solusi inovatif yang berfokus pada beton pracetak dan prategang untuk perumahan yaitu beton modular pracetak atau prefabricated modular concrete dengan brand beton Merah Putih.
“Produk semen beton ini, mampu menghemat waktu dan biaya dalam pembangunan hunian. Produk ini sangat relevan untuk diimplementasikan dalam berbagai proyek perumahan di kawasan perkotaan padat,” ujarnya.
Menurut Akhmad, sistem modular memiliki fleksibilitas tinggi, mulai dari desain sampai konstruksinya, sehingga cocok untuk pembangunan berbagai proyek, mulai dari rumah tapak sampai high-rise building.
Kecepatan dan efisiensi proses konstruksi sistem modular produk ini, sambung Akhmad, sudah mengadopsi teknologi dan bahan ramah lingkungan berkelanjutan sesuai kebijakan pemerintah dalam melaksanakan pembangunan sejumlah Proyek Strategis Nasional (PSN).
“Produk prefabricated modular concrete ini, menggunakan semen non-opc untuk mendukung sustainable construction,” tutup Akhmad.
Simak dan ikuti terus perkembangan berita dan informasi seputar dunia properti dan bahan bangunan melalui ponsel dan laptop Anda. Pastikan Anda selalu update dengan mengklik koranproperti.com dan google news setiap hari.