Setiap unit hunian sudah dilengkapi dengan fitur teknologi smart home, sehingga penghuni bisa mengontrol rumah dari mana saja dan kapan saja dengan menggunakan perangkat ponsel.
KoranProperti.com (Tangerang) – Proyek MRT East-West Line Balaraja-Cikarang yang sedang dalam proses pembangunan sejak Agustus 2023 lalu, menjadi salah satu faktor yang menjadikan perkembangan industri properti di kawasan Balaraja, terus mengalami tren pertumbuhan positif.
Melihat prospek properti yang dinilai cerah di Balaraja, salah satu pengembang top di kawasan Tangerang Alam Sutera Group, langsung melakukan ekspansi dengan mengembangkan proyek hunian Sutera Nexen seluas 30 hektare, di Balaraja Timur, Tangerang, Banten.
Proyek ini dikembangkan PT Alam Sutera Realty Tbk melalui anak usahanya yaitu PT Delta Mega Persada.
“Sutera Nexen mengusung konsep smart-living dan membidik segmen milenial dan Gen Z yang karakternya sangat dinamis, serba digital, serta kreatif,” ujar Sales & Marketing Division Head Sutera Nexen Adeline Permana dalam siaran pers yang diterima koranproperti.com, Rabu pagi (20/11/2024).
BACA INI: Jelang Akhir 2024, Duo Pengembang Ini Hadirkan Hunian Mystro Sawangan Buat Keluarga Muda
Lebih jauh Adeline menuturkan, Alam Sutera Group mengklaim bahwa Sutera Nexen bukanlah rumah biasa, tetapi hunian ini sudah memiliki lingkungan yang mendukung keseimbangan kerja dan hidup (work-life balance), yaitu antara gaya hidup sehat dan interaksi sosial.
Fitur Teknologi Smart Home
“Setiap sudut hunian Sutera Nexen sengaja didesain dengan cermat untuk mendukung kreativitas dan produktivitas penghuninya,” tukas Adeline.
Selain itu, tambah Adeline, kawasan Sutera Nexen tampil indah dengan menghadirkan area ruang terbuka hijau untuk sarana relaksasi dan olahraga penghuninya.
“Di klaster ini juga ada ruang komunal sebagai media untuk berinteraksi antarsesama penghuni. Fasilitas meeting pod dan charging station yang ada di Sutera Nexen, akan memudahkan penghuni untuk bekerja dimana saja,” ungkapnya.
Adeline menyebut, setiap unit hunian sudah dilengkapi dengan fitur teknologi smart home, sehingga penghuni bisa mengontrol rumah dari mana saja dengan menggunakan perangkat ponsel.
Saat launching perdana, hunian Sutera Nexen yang terdiri dari tiga tipe ini, dibuka dengan harga mulai dari Rp585 jutaan. Harga ini dinilai akan bisa menjangkau kemampuan finansial Generasi Z dan milenial.
“Untuk mendorong pemasaran Sutera Nexen agar lebih efektif, kami membuka registrasi NUP (Nomor Urut Pemesanan) sejak tanggal 15 November lalu dan akan berakhir sampai 5 Desember 2024. Untuk mendapatkan nomor urut pembelian saat pemilihan unit, akan berlangsung tanggal 7 Desember 2024 mendatang,” ujar Adeline.
Lokasi Sutera Nexen sangat strategis, sekitar 3 menit dari Exit Tol Balaraja Timur yang terhubung langsung dengan Kawasan Suvarna Sutera Tangerang.
BACA INI: CitraIndah City Luncurkan Hunian Modern Klasik di Jonggol, Harga Perdana Soft Launching Rp400 Jutaan
PT Alam Sutera Realty Tbk merupakan perusahaan Indonesia yang bergerak di bidang pembangunan real estate. Perusahaan ini mengembangkan dan memanajemen properti-properti tempat tinggal, tempat usaha komersil, tempat industri dan pusat perbelanjaan, kantor dan juga tempat rekreasi.
Perusahaan ini memiliki proyek-proyek real estate besar di Serpong, Cibitung, Cianjur, Tanjung Pinang dan Sanur. Pada tahun 2012, Alam Sutera Realty mengambil alih Garuda Adhimatra Indonesia, pemilik dan operator proyek Garuda Wisnu Kencana.
Proyek MRT Balaraja-Cikarang
Seperti diketahui pembangunan proyek MRT East-West Line Balaraja-Cikarang ini ditargetkan kelar tahun 2031. Dengan adanya MRT ini, kawasan Balaraja diproyeksikan akan menjadi primadona properti, seperti kawasan BSD City Tangerang dan Gading Serpong.
Pengembang Alam Sutera dipastikan bakal memanfaatkan keberadaan moda transportasi publik yang sedang dalam proses pembangunan ini, untuk menjual propertinya dengan harga yang semakin menarik di tahun 2025 mendatang.
Sebelumnya, Direktur Utama MRT Jakarta, Tuhiyat menyebutkan, pembangunan proyek MRT rute Cikarang-Balaraja, menelan biaya sebesar Rp160 triliun.
Sumber pendanaan proyek MRT East West ini, menggunakan skema kerjasama pemerintah dengan badan usaha (KPBU). Dalam hal ini, pemerintah menyediakan dana atau menjamin pinjaman sebanyak 70 persen dari total investasi. Sedangkan pihak swasta akan berkontribusi sebanyak 30 persen.
Simak dan ikuti terus perkembangan berita dan informasi seputar dunia properti dan bahan bangunan melalui ponsel dan laptop Anda. Pastikan Anda selalu update dengan mengklik koranproperti.com dan google news setiap hari.