Untuk mengatasi berbagai masalah di sektor jasa konstruksi, maka semua pelaku jasa konstruksi harus segera menerapkan dan mengintegrasikan infrastruktur pintar dan teknologi digital.
KoranProperti.com (Jakarta) – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dalam acara Simposium Konstruksi Nasional bersama DPP PERTAHKINDO, di Jakarta, Kamis (12/9/2024) mengatakan, transformasi digital mampu mengatasi berbagai permasalahan di sektor jasa konstruksi.
Namun, tambah Basuki, untuk mewujudkannya teknologi digital harus terintegrasi dengan konsep smart-infrastructure (infrastruktur pintar). Penegasan Basuki itu disampaikan Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Konstruksi Kementerian PUPR Abdul Muis yang bertindak mewakili Menteri PUPR.
“Transformasi digital akan mampu mengatasi berbagai masalah dalam setiap tahapan penyelenggaraan jasa konstruksi,” tandas Basuki.

Infrastruktur Pintar
Saat ini, teknologi industri konstruksi sudah semakin canggih, maka konsep smart-infrastructure (infrastruktur pintar), harus segera terwujud dan terintegrasi dengan teknologi digital.
Kementerian PUPR telah mengadopsi teknologi informasi dan digitalisasi seperti Internet of Things (IoT), Building Informasi Modelling (BIM), dan Artificial Intelligence (AI).
“Konsep smart-infrastructure bukan semata-mata aplikasi dan database, tetapi juga sebagai representasi digital dari karakteristik fisik dan bangunan, serta pemanfaatan sustain (berkelanjutan) dalam penentuan kebijakan konstruksi,” pungkas Basuki.
Basuki berharap, sumber daya manusia (SDM) di sektor jasa konstruksi bisa beradaptasi dengan tuntutan digitalisasi, meningkatkan kompetensi, dan bisa mengoperasikan inovasi dan teknologi konstruksi yang terus berkembang. “Bila ini diterapkan, maka smart-infrastructure di Indonesia akan cepat tercapai,” tutup Basuki.