Dibalik berlarut-larutnya kasus Meikarta, faktanya PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) berhasil membukukan nilai pra-penjualan sebesar Rp323 miliar. Sedangkan, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) sukses menggondol laba bersih Rp169 miliar.
KoranProperti.com (Jakarta) – Problematika kasus Meikarta yang sempat berlarut-larut dan akhirnya menemui titik terang, menjadi kabar gembira bagi korban Meikarta.
Pihak Lippo Group saat melakukan pertemuan dengan korban Meikarta yang disaksikan oleh Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait, berjanji akan melakukan refund dalam waktu tiga bulan.
Dibalik berlarut-larutnya kasus Meikarta, faktanya PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) berhasil membukukan nilai pra-penjualan sebesar Rp323 miliar di kuartal I tahun 2025. Pihak manajemen LPCK menilai permintaan pasar terhadap produk hunian dan komersial masih tinggi.
Direktur Lippo Cikarang Marlo Budiman mengatakan, LPCK mencatat pendapatan sebesar Rp1,09 triliun, meningkat tajam sebesar 157,5 persen, dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
“Pertumbuhan ini terjadi karena didukung oleh serah terima unit rumah tapak, apartemen, ruko, lahan industri, serta kontribusi dari segmen non properti, di antaranya pengelolaan kawasan Lippo Cikarang,” kata Marlo dalam siaran pers yang diterima koranproperti.com, Selasa (6/5/2025).
BACA INI: Usai Janji Refund Korban Kasus Meikarta, LPCK Langsung Bangun Proyek Baru di Bekasi
Sedangkan laba kotor LPCK tercatat sebesar Rp282 miliar, dengan margin laba kotor sebesar 26 persen. Hal ini mencerminkan keberhasilan perseroan dalam menjaga profitabilitas di tengah ekspansi usaha.
Selama kuartal pertama tahun 2025, LPCK berhasil membukukan EBITDA (Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) positif sebesar Rp173 miliar atau setara dengan 16 persen dari total pendapatan. EBITDA merupakan salah satu indikator finansial yang digunakan untuk mengukur dan mengetahui profit perusahaan.
Proyeksi Industri Properti
Adapun proyek perumahan LPCK yang sudah diserahterimakan tahun 2023 lalu yaitu Waterfront Estates @Uptown sebanyak 365 unit dan The Hive @Uptown sebanyak 36 unit. Secara keseluruhan, LPCK berhasil menjual 325 unit dari berbagai segmen yaitu hunian, komersial, dan lahan industri.
Marlo Budiman menyampaikan proyeksinya terhadap sektor properti di tahun 2025. Menurutnya, industri properti, terutama pada segmen hunian tetap menunjukkan permintaan tinggi.

“Pada kuartal pertama tahun 2025, kami berhasil mencatatkan 19,6 persen dari target pra-penjualan tahunan. Pencapaian ini didorong oleh tingginya minat masyarakat terhadap produk hunian dengan harga terjangkau,” umbarnya.
Di sisi lain, untuk segmen properti, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mencatat pra penjualan sebesar Rp1,26 triliun pada kuartal I tahun 2025.
Group CEO Lippo Indonesia John Riady mengungkapkan, perseroan memulai tahun 2025 dengan positif, karena didukung oleh eksekusi yang terfokus, ketahanan operasional, dan disiplin finansial yang kuat.
“Strategi kami dalam menyediakan hunian dengan harga terjangkau, terus mendapatkan respons positif dari konsumen,” kata John.
Menurut John, pihaknya akan tetap terus mengembangkan hunian berkualitas, sekaligus mendorong pertumbuhan berkelanjutan bagi para pemangku kepentingan,” pungkasnya.
Secara umum, pencapaian Lippo Group ini mencerminkan fokus perusahaan pada pelaksanaan bisnis inti, kinerja operasional yang solid, manajemen biaya yang efisien, dan pengurangan hutang.
Proyek unggulan seperti Cendana Homes, XYZ Livin, dan Waterfront @Uptown sangat menarik perhatian konsumen, karena didukung oleh hadirnya klaster Park Serpong Fase 4 dan Seri Blackslate di Tanjung Bunga, Makassar, dengan tingkat penyerapan masing-masing mencapai 96 persen dan 88 persen.
Pada bagian holding company (holdco), Lippo Karawaci berhasil menyumbang penjualan residensial sebesar Rp792 miliar, dengan tambahan kontribusi dari unit komersial Rp71 miliar, stok hunian bertingkat Rp28 miliar, tanah kavling Rp18 miliar, dan tanah pemakaman di San Diego Hills mencapai Rp31 miliar.
Lippo Group merupakan salah satu konglomerasi terbesar di Indonesia yang didirikan Mochtar Riady, pada tahun 1950. Saat ini, perusahaan dipimpin James Riady, anak dari Mochtar Riady. Lippo Group memiliki berbagai bisnis, di antaranya properti, ritel, pendidikan, telekomunikasi, teknologi informasi, keuangan, dan perawatan kesehatan.
Sepanjang perjalanan bisnisnya, Lippo Group mampu melayani lebih dari 80 juta orang setiap tahun. Lippo Group adalah perusahaan konglomerasi terbesar dan paling beragam di Indonesia, dengan berbagai penawaran bisnis yang tersebar di berbagai sektor.
Simak dan ikuti terus perkembangan berita dan informasi seputar dunia properti dan bahan bangunan melalui ponsel dan laptop Anda. Pastikan Anda selalu update dengan mengklik koranproperti.com dan google news setiap hari.