Penurunan budget infrastruktur pada tahun 2025 mendatang, menjadi salah satu tantangan besar bagi sektor industri semen di Indonesia.
Koranproperti.com (Jakarta) – PT Cemindo Gemilang Tbk (CMNT) produsen semen Merah Putih, mencatatkan kerugian pada semester I 2024. CMNT membukukan pendapatan Rp4,16 triliun pada semester I 2024, turun menjadi 3,68 persen dibandingkan pendapatan pada semester I 2023 yang tercatat sebesar Rp 4,32 triliun.
Sementara pendapatan turun, beban pokok pendapatan pada semester I 2024 naik menjadi Rp3,3 triliun dari Rp3,2 triliun pada semester I 2024. Bersamaan dengan itu, kinerja perseroan terimbas selisih kurs hingga rugi Rp 277,56 miliar.
Mempertimbangkan beban pajak dan lainnya, perseroan pada semester I 2024 mencatatkan rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp428,3 miliar. Adapun pada semester I tahun lalu, perseroan masih membukukan laba Rp223,25 miliar.
Pemaparan diatas disampaikan Senior Equity Analyst Sinarmas Sekuritas, Yosua Zisokhi, dalam Webinar Institutional Research Sinarmas Sekuritas, belum lama ini di Jakarta. Menurut Yosua, sektor semen di Indonesia masih butuh banyak stimulus untuk mendorong pertumbuhan di tengah kondisi oversupply. “Sekarang ini supply demand dari semen masih rendah di bawah 60 persen,” kata Yosua.
BACA INI: LIPRO TV: Video Paramount Fun Color Run 2024
Lebih jauh Yosua mengungkapkan, saat ini sedang terjadi perang harga, terutama dari produsen baru yang ingin mendapatkan pangsa pasar. Menurut Yosua, para produsen semen di Indonesia, termasuk Semen Indonesia dan Indocement harus berbenah secara kualitas produksi maupun strategi pemasaran produk.
Selain itu, tambah Yosua, adanya penurunan budget infrastruktur pada tahun 2025 mendatang, juga menjadi salah satu tantangan besar bagi sektor industri semen di Indonesia. “Sepanjang pertengahan tahun 2024, permintaan semen masih didominasi daerah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Hal ini didorong oleh pembangunan IKN,” tandasnya.
Penuruan Laba Produsen Semen
PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada semester I 2024 tercatat sebesar Rp7,32 miliar. Laba itu turun 56 persen dibandingkan laba semester I 2023 yang tercatat sebesar Rp16,63 miliar.
Menurunnya laba semester I 2024 sejalan dengan pendapatan yang turun 1,41 persen menjadi Rp835,18 miliar dari Rp847,09 miliar pada semester I 2023. Sementara pendapatan turun, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp615,69 miliar dari Rp569,17 miliar pada semester I 2023.
Laba kotor perseroan pada semester I 2024 tergerus menjadi Rp219,49 miliar. Adapun pada semester I 2023, perseroan membukukan laba kotor Rp277,92 miliar.
PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp501,48 miliar. Laba itu turun 42,11 persen dibandingkan laba semester I 2023 yang sebesar Rp 866,24 miliar.
BACA INI: Sindiran Halus Buat Menteri PKP Maruarar Sirait, Anggota DPR: Program 3 Juta Rumah Cuma Mimpi Indah
Penurunan laba sejalan dengan pendapatan perseroan yang turun 3,64 persen menjadi Rp16,41 triliun pada semester I 2024. Pada semester I 2023, perseroan membukukan pendapatan Rp17,03 triliun.
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp434,7 miliar atau turun 37,76 persen dibandingkan laba semester I 2023 yang tercatat sebesar Rp698,43 miliar.
Penurunan laba terjadi meski perseroan mencatatkan pertumbuhan dari sisi pendapatan. Pendapatan perseroan pada semester I 2024 naik 1,94 persen menjadi Rp8,12 triliun dibanding Rp7,97 triliun pada semester I 2023.
Namun bersamaan dengan itu, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp5,83 triliun pada semester I 2024 dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp5,54 triliun. Laba kotor perseroan pada semester I 2024 tergerus menjadi Rp2,3 triliun dari Rp2,43 triliun yang dicatatkan pada semester I 2024.
DPR Keluhkan Beton Jalan Tol
Di tempat terpisah, Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi Gerindra Danang Wicaksono menyinggung sekaligus mempertanyakan kualitas jalan tol di Indonesia yang dinilainya perlu ditingkatkan. Danang mengeluhkan jalan tol yang kebanyakan menggunakan material beton.
“Untuk perjalanan jarak jauh melalui jalan tol, saya kira untuk kenyamanan, jalan tol tetap harus menggunakan flexible pavement dengan aspal dibandingkan dengan rigid pavement (beton),” keluhnya dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) di kompleks Parlemen, baru-baru ini di Jakarta.
Menurut Danang, penggunaan perkerasan beton lebih cocok untuk titik yang dekat dengan minyak, seperti di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) atau apron bandara.
Dalam kesempatan yang sama, Anggota Komisi V DPR RI Fraksi Gerindra Novita Wijayanti meminta Kementerian PU memastikan jalan tol bebas dari lubang.
“Sekarang sudah musim hujan, perbaikan beberapa titik di jalan tol harus segera dilakukan dengan kualitas yang lebih baik. Jadi tolong kondisi jalan tol dimonitor, untuk menghindari adanya kecelakaan,” tutup Novi.
Simak dan ikuti terus perkembangan berita dan informasi seputar dunia properti dan bahan bangunan melalui ponsel dan laptop Anda. Pastikan Anda selalu update dengan mengklik koranproperti.com dan google news setiap hari.