Perbedaan ekonomi dan budaya dari berbagai negara ikut memengaruhi seseorang dalam memilih penginapan hotel saat berlibur. Keterjangkauan biaya dan keistimewaan fasilitas hotel menjadi perhatian para turis domestik maupun lokal. Turis berusia muda cenderung mencari penginapan hemat, dibandingkan dengan mereka yang berusia menengah atau lebih tua.
KoranProperti.com (Jakarta) – Sebanyak 22 persen wisatawan Indonesia lebih memilih memesan hotel hemat saat liburan. Sedangkan 11 persen warga Australia lebih suka alam bebas untuk berkemah. 35 persen wisatawan Tiongkok dan 32 persen orang Singapura tertarik untuk bermalam di hotel mewah.
Banyak wisatawan Indonesia dan mancanegara, memilih tempat penginapan bukan hanya untuk menambah pengalaman liburan, tetapi juga merasakan sensasi budaya suatu negara di tempat hotel itu berada.
Laporan SiteMinder’s Changing Traveller Report 2025 menyebut, hotel sebagai penyedia akomodasi terus berusaha mencari cara untuk mempertahankan dan mengembangkan bisnis, agar wisatawan tertarik menginap di hotel.
Selain itu, SiteMinder yang menyurvei 12 ribu respoden menemukan fakta bahwa liburan ke luar negeri, dapat menguras banyak tabungan. Hal ini dapat memaksa wisatawan untuk pergi dan menjelajah sebanyak mungkin tempat untuk memaksimalkan setiap uang yang mereka keluarkan untuk liburan. Di tengah meningkatnya biaya hidup, banyak wisatawan yang menolak anggapan ini dan tetap tinggal di hotel.
BACA INI: Tarif Hotel di Indonesia Naik 8 Persen, Berada di Posisi Ketiga Kawasan Asia
Lebih dari separuh wisatawan yang disurvei SiteMinder memperkirakan akan menghabiskan waktu di hotel pada tahun 2025. Data ini menunjukkan, terjadi peningkatan sebesar 1,5 persen dari tahun ke tahun. Angka ini meningkat menjadi hampir 80 persen di kalangan wisatawan Indonesia.
Bagi wisatawan Internasional sebanyak 29 persen mereka berencana menghabiskan waktu saat liburan di hotel. Sedangkan 11 persen hanya merencanakan perjalanan domestik.
Wisatawan Gen Z dan Milenial lebih banyak menghabiskan banyak waktu di hotel, dibandingkan dengan Gen X, Baby Boomers atau Silent Generation.
Keterjangkauan Biaya Penginapan
Apa yang dicari wisatawan dalam pengalaman berlibur dan menginap di hotel bervariasi, tergantung dari negara mana mereka berasal. Sebagai contoh, di antara negara yang disurvei, SiteMinder menemukan bahwa 51 persen wisatawan Indonesia sangat mengutamakan pertunjukan live music.
Sebanyak 61 persen wisatawan Thailand tertarik dengan kuliner dan mencicipi anggur dan 33 persen wisatawan India menyukai peningkatan kualitas tidur.

Semua wisatawan tetap memprioritaskan keterjangkauan biaya penginapan dan kenyamanan. Sebanyak 18 persen hostel dan motel hemat merupakan jenis penginapan yang akan dipilih wisatawan dalam perjalanan liburan mendatang. Turis berusia muda cenderung mencari penginapan hemat, dibandingkan dengan mereka yang berusia menengah atau lebih tua.
Wisatawan juga memprioritaskan lingkungan dalam memilih penginapan mereka, baik itu tempat berkemah, motel atau resort mewah. Tujuh dari sepuluh wisatawan bersedia membayar lebih mahal untuk penginapan yang ramah lingkungan, di antaranya wisatawan dari Indonesia. Angka ini meningkat menjadi 95 persen, di antara para wisatawan dari negara lain.
BACA INI: Garuda Indonesia Gelar Umrah Fair 2025, Tiket Promo Cuma Rp11 Jutaan, Mau?
“Terlepas dari keterbatasan anggaran, wisatawan yang sadar akan pengeluaran, bersedia mengeluarkan uang untuk hal-hal yang penting dan sesuai dengan nilai-nilai mereka, termasuk membayar biaya tambahan untuk semua jenis penginapan yang ramah lingkungan,” ujar Country Manager SiteMinder Indonesia Rio Ricaro.
Menurut Ricaro, penyedia penginapan harus melihat hal ini sebagai tanda bahwa wisatawan semakin memperhatikan hal-hal yang lebih detail di luar hiburan dan fasilitas yang biasa.
Ricaro menambahkan, wisatawan di tahun 2025, menginginkan hotel-hotel atau tempat penginapan harus selalu melakukan hal-hal mendasar dengan benar, seperti pelayanan yang baik, fasilitas hotel yang memenuhi kebutuhan wisatawan serta kenyamanan dan keamanan lingkungan hotel.
“Meskipun kenyamanan penting, tetapi hotel juga harus menekankan nilai akomodasi yang terintegrasi erat dengan suatu area di lokasi tempat hotel itu berada,” tutup Ricaro.
Simak dan ikuti terus perkembangan berita dan informasi seputar dunia properti dan bahan bangunan melalui ponsel dan laptop Anda. Pastikan Anda selalu update dengan mengklik koranproperti.com dan google news setiap hari.