Gen Z tidak mungkin mampu mengejar agresivitas Gen Baby Boomer yang membeli rumah dalam waktu cepat dengan jumlah yang banyak. Pada saat usia 25 tahun, sekitar 32 persen Gen Baby Boomer sudah memiliki rumah. Namun, Gen Z belum mampu membeli rumah.
KoranProperti.com (Jakarta) Generasi Z (lahir antara tahun 1997 dan 2012), sebenarnya sudah bisa membeli rumah, walaupun harga hunian baru masih terus melambung tinggi. Hal yang sama juga terjadi pada Gen Milenial atau Generasi Y (lahir antara tahun 1981 dan 1996).
Hasil riset Redfin, perusahaan pialang real estat yang beroperasi secara daring dan berpusat di Seattle, Washington (2004) melaporkan, pada tahun 2022 sekitar 30 persen (Gen Z) yang berusia 25 tahun sudah memiliki rumah. Sedangkan Gen Milenial hanya 28 persen.
Namun demikian, Gen Z tidak mungkin mengejar agresivitas Gen Baby Boomer yang membeli rumah dalam waktu cepat dengan jumlah yang banyak. Pada usia 25 tahun, sekitar 32 persen Gen Baby Boomer sudah memiliki rumah. Namun, Gen Z belum mampu.
Sedangkan Gen Milenial (saat berusia 25 tahun) gagal membeli rumah, karena saat itu sedang terjadi resesi dan krisis perumahan pada sekitar tahun 2010-an. Gen Milenial kurang beruntung karena ketika mereka ingin membeli rumah, keadaan suku bunga bank sedang naik.
Seorang Profesor Ilmu Sosiologi Universitas Wisconsin-Madison, Amerika Serikat Max Besbris mengungkapkan, sebenarnya Gen Z juga menghadapi kesulitan dalam membeli rumah akibat krisis perumahan, karena suku bunga bank untuk pembelian rumah melalui KPR saat itu masih tidak stabil, sehingga Gen Z juga perpotensi gagal membeli rumah.
BACA INI: Ekspektasi Gen Z Mewujudkan Happy Home dan Rumah Tumbuh
Hasil riset National Association of Realtors, Amerika Serikat menyebutkan, rumah (ukuran 6X10 meter persegi) yang umumnya dibeli Gen Z saat mereka berusia 25 tahun, rata-rata harganya berada di kisaran harga Rp250 sampai Rp500 jutaan. Dalam membeli rumah secara kredit (KPR) ini, umumnya Gen Z mendapat bantuan finansial sekitar 25 persen dari orang tua atau saudaranya yang sudah mapan secara ekonomi. Gen Z tidak mungkin membeli rumah seharga diatas dari keuangan atau gaji mereka sendiri.
UniTrend sebagai platform data Institute For Policy Development (PolDev) Universitas Gadjah Mada (UGM) pernah melakukan survei nasional, terkait Gen Millenial dan Gen Z dalam membeli rumah.

Hasilnya, Project Manager Unitrend by Poldev Ardhana Reswara mengatakan, generasi muda harus bekerja lebih keras, karena rata-rata pertumbuhan tingkat pendapatan mereka, tidak tumbuh secepat laju harga properti. Mereka mengurungkan niatnya untuk membeli rumah karena harga yang terlampau tinggi. Ibarat peribahasa, “bagai pungguk merindukan bulan”
Tidak Percaya Sistem Kredit
Survei UniTrend juga menunjukkan kecenderungan masyarakat menghindari sistem kredit dalam membeli rumah. Dalam survei itu, sebanyak 52,9 persen masyarakat memiliki preferensi membeli rumah secara tunai, diikuti dengan 22,5 persen masyarakat dengan preferensi membangun rumah secara bertahap sesuai kondisi finansial mereka. Hal ini menunjukkan bahwa sistem kredit belum menjadi salah satu pilihan terbaik di mata masyarakat.
Di sisi lain, Head of Marketing PT Cemindo Gemilang Tbk. Nyiayu Chairunnikma mengatakan, Generasi muda, khususnya Gen Z dan Milenial, memang menghadapi tantangan besar dalam memiliki rumah atau hunian sendiri. Yang selalu dijadikan momok adalah harga properti yang terus meningkat, sementara dari sisi finansial mereka belum mapan sebagai anak muda yang baru memulai karir.
BACA INI: Baby Boomers Agresif Investasi Properti, Gen Z dan Milenial Sulit Beli Rumah
“Kuncinya adalah industri properti harus bisa menyediakan rumah atau hunian yang menawarkan fleksibilitas dan kepraktisan, mulai akses, fungsionalitas rumah sampai pada cara mendapatkan atau membeli rumah” ujar Nyiayu dalam siaran pers yang diterima koranproperti.com, Rabu (13/11/2024) mengatakan
Nyiayu mengungkapkan, peran institusi keuangan sangat penting dalam memberikan fleksibilitas bagi generasi muda untuk membeli rumah, karena generasi muda bukan tipe hard saving yang rela menyisihkan sebagian besar pendapatannya untuk cicilan bank. Skema seperti rent-to-own atau sewa dengan opsi beli dapat menjadi salah satu alternatif pembiayaan yang lebih sesuai bagi Gen Z.
Simak dan ikuti terus perkembangan berita dan informasi seputar dunia properti dan bahan bangunan melalui ponsel dan laptop Anda. Pastikan Anda selalu update dengan mengklik koranproperti.com dan google news setiap hari.