Program Tiga Juta Rumah berangkat dari visi pemerintahan baru untuk mengangkat pertumbuhan ekonomi dari sekitar 5 persen menjadi minimal 8 persen.
KoranProperti.com (Jakarta) – Kendala pendanaan program 3 juta rumah yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto, masih menjadi problem utama yang wajib dicarikan solusinya. Selain itu, dari sisi supply dan demand perumahan rakyat juga harus sesuai dengan fakta di lapangan dan harus dapat terpenuhi.
Hal itu disampaikan Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (BTN Persero) Nixon LP Napitupulu, baru-baru ini di Jakarta.
Menurut Nixon, pihaknya terus berdiskusi secara intens dengan Satgas Perumahan untuk membahas strategi dan ekosistem perumahan nasional, baik dari sisi pasokan (supply) maupun permintaan (demand). Seperti diketahui, Bank BTN adalah salah satu perbankan nasional yang berfokus dalam pembiayaan rumah subsidi nasional.
PENTING DIBACA: Penyaluran Rumah Subsidi Tidak Tepat Sasaran, Sejumlah Pengembang Diduga Abaikan Aturan Kementerian PUPR

“BTN mengapresiasi program 3 Juta rumah Prabowo. Kami akan berkontribusi dalam penggodokan strategi, agar pemerintah dapat mencapai targetnya dan menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional lebih tinggi lagi,” ungkap Nixon dalam siaran pers yang diterima koranproperti.com, Senin (14/10/2024).
Dari sisi supply, sambung Nixon, BTN mendukung dengan cara memberikan pendanaan kepada developer berupa kredit konstruksi, baik untuk landed house (rumah tapak) maupun high rise (rumah vertikal). Sedangkan dari sisi demand, BTN menyalurkan kredit kepada konsumen, baik untuk membeli rumah, membangun rumah di lahan yang sudah ada, maupun renovasi rumah.
BTN juga menyarankan agar masalah yang terkait dengan tata ruang serta sertifikasi tanah, segera diselesaikan terlebih dahulu, karena terkait dengan beragam institusi dan adanya tumpang-tindih peraturan.
Rumah Subsidi Harus Tepat Sasaran
Nixon berharap, Satgas Perumahan dapat menyalurkan skema pembiayaan rumah subsidi dengan tepat sasaran, efisien, dan tidak membebani keuangan negara.
Merespon pernyataan Nixon, anggota Satgas Perumahan Bonny Z. Minang mengatakan, program tiga juta rumah bertujuan untuk mengangkat pertumbuhan ekonomi dari saat ini, sekitar 5 persen menjadi minimal 8 persen. Program ini dijalankan dengan cara menggerakkan roda ekonomi di pedesaan, dengan instrumennya pembangunan rumah di pedesaan.
“Masyarakat yang tidak mampu seharusnya dapat menikmati subsidi, berupa rumah dengan harga terjangkau dan layak huni,” ujar Bonny.

PENTING DIBACA: Waduh…!!! Polemik Tapera Memanas, DPR RI Versus BP Tapera
Sementara itu, Direktur Consumer BTN Hirwandi Gafar mengatakan, BTN memiliki kapabilitas untuk mendukung program tiga juta rumah karena telah menjadi tulang punggung bagi program satu juta rumah di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo. Melalui program tersebut, kata Hirwandi, BTN telah memiliki pangsa pasar sebesar 80 persen dari sekitar 300.000 sampai 400.000 unit KPR subsidi per tahunnya.
Sedangkan dari sisi pendanaan, menurut Hirwandi, BTN siap untuk mencari sumber dana dari dalam negeri maupun luar negeri (offshore), termasuk dengan mendorong sekuritisasi aset KPR.
Simak dan ikuti terus perkembangan berita dan informasi seputar dunia properti dan bahan bangunan melalui ponsel dan laptop Anda. Pastikan Anda selalu update dengan mengklik koranproperti.com dan google news setiap hari.