Program 3 juta rumah akan mendorong daya beli MBR dan masyarakat kelas menengah di Indonesia. Untuk itu, para pengembang harus mengembangkan hunian yang bisa memanusiakan manusia, khususnya kelas pekerja.
KoranProperti.com (Jakarta) – Pemerintah berkomitmen akan menyediakan rumah yang tidak hanya harganya terjangkau bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan kelas menengah, tetapi juga mampu memanusiakan manusia, khususnya para kelas pekerja.
Hal itu ditegaskan Penasihat Khusus Presiden Prabowo Subianto Bidang Ekonomi Bambang Brodjonegoro, terkait realisasi program pembangunan 3 juta rumah rakyat per tahun.
“Program 3 juta rumah rakyat akan mendorong daya beli MBR dan masyarakat kelas menengah di Indonesia. Untuk itu, para pengembang harus mengembangkan hunian yang bisa memanusiakan manusia, khususnya kelas pekerla,” tegas Bambang dalam program Cuap-Cuap Cuan CNBC Indonesia, Jumat (27/12/2024) lalu.
Bambang menginginkan, baik Pemerintah maupun pengembang tidak hanya membuat rumah asal-asalan atau asal jadi saja, hanya karena untuk memenuhi target kebutuhan rumah rakyat.
Lebih jauh Bambang memaparkan, apa yang dia sampaikan sangat beralasan. karena ada sebuah pelajaran penting soal properti dari negeri China yaitu negara tirai bambu itu dalam membangun hunian rakyat pada awalnya hanya asal jadi alias asal-asalan, dan hanya sebatas pembangunan fisiknya saja.
“Kalau kita membangun hunian atau rumah hanya fokus memikirkan harga terjangkau saja, tanpa melengkapi lingkungan perumahan itu dengan infrastruktur yang baik, maka akibatnya wilayah atau daerah perumahan itu akan menjadi kota hantu,” pungkas pria yang pernah menjabat Menteri Keuangan periode tahun 2014-2016 itu.
Sebagaimana diketahui, tambah Bambang, berdasarkan catatan World Economic Forum berjudul Where are China Ghost Cities, setidaknya ada 24 kota hantu di China pada tahun 2015.
“Pemerintah dan pengembang perumahan harus memanusiakan manusia dalam membuat hunian atau rumah rakyat,” katanya tegas.

Oleh karena itu, sambungnya lagi, mumpung program pembangunan 3 juta rumah rakyat per tahun itu belum penuh terealisasi, dia sangat berharap konsep hunian memanusiakan manusia itu, harus segera direalisasikan dengan cara, hunian itu harus dapat menunjang kebutuhan dasar masyarakat penghuninya, termasuk masyarakat kelas menengah atau kelas pekerja.
Kebutuhan Dasar Hunian
Selama ini, sentil Bambang, masalah pokok dan mendasar dari pembangunan rumah masyarakat, termasuk kelas menengah ialah tidak adanya ketersediaan air bersih siap minum di tiap hunian.
“Seharusnsya kebutuhan dasar itu sudah harus ada atau tersedia sejak perumahan itu dibangun, seperti di negara-negara maju. Contohnya, seperti jaringan gas atau jargas,” sentil Bambang.
Jadi, dalam membangun hunian, pengembang tidak hanya mengurusi soal daya beli dan harga rumah terjangkau saja.
BACA INI: Kecemasan Hantui Rakyat, Harga Rumah Subsidi 2025 Belum Ada Kepastian…!!!
Selain itu, lanjut Bambang, beban kedua yang harus ditanggung penghuni perumahan ialah biaya transportasi yang selama ini memberatkan masyarakat kelas pekerja, karena rumahnya yang jauh dari tempat kerja.
Kebutuhan mempunyai tempat tinggal atau rumah merupakan kebutuhan pokok setiap manusia. Rumah merupakan tempat bernaung keluarga. Rumah merupakan tempat manusia memulai aktivitas dalam kehidupan, tempat anggota keluarga berlindung dari kondisi alam.
Selain itu, rumah juga menjadi tempat beristirahat yang nyaman dan aman bagi setiap anggota keluarga. Memiliki rumah adalah impian setiap orang. Namun, keinginan untuk memiliki rumah yang berkualitas saat ini, sulit diwujudkan setiap orang.
“Konsep membangun perumahan itu, bisa dilakukan dengan memanfaatkan lahan-lahan pasar jaya yang selama ini terbengkalai. Contohnya seperti di kawasan Blok M, Jakarta Selatan,” ungkapnya.

Menurut Bambang, contoh paling ekstrem itu seperti kawasan Blok M. Daerah ini akan menjadi lebih bagus, kalau dibangun beberapa tower, karena lokasinya dekat dengan area public transportation.
Di situ ada terminal bus zaman dulu dan akses transportasi MRT, ditambah lagi terdapat retail establishmentnya. Pasti warga yang ada di sana, terutama kelas menengah akan terbantu.
“Jadi, dalam membangun hunian jangan hanya karena harga rumahnya murah, terus sumber airnya seadanya, bangunannya tidak berkualitas, tidak ada jargas dan lain-lain,” tutup Bambang
Simak dan ikuti terus perkembangan berita dan informasi seputar dunia properti dan bahan bangunan melalui ponsel dan laptop Anda. Pastikan Anda selalu update dengan mengklik koranproperti.com dan google news setiap hari.