Hunian modern ini diklaim sangat cocok untuk pasutri muda yang ingin memiliki rumah sendiri dengan pemandangan alam yang asri dan bercuaca sejuk.
KoranProperti.com (Bandung) – PT Ingria Pratama Capitalindo Tbk (GRIA) atau Ingria Group menarget siap menyediakan 1500 unit rumah subsidi untuk Fasilitas Likuiditas Pembangunan Perumahan (FLPP) tahun 2025 mendatang.
Direktur Operasional Ingria Group Moch Dody Supriyadi saat menerima kunjungan Menteri PKP Maruarar Sirait ke Perumahan Bukit Esma Cicalengka 2 Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (29/12/2024) mengatakan, di perumahan Bukit Esma Cicalengka 2, ada sekitar 242 unit rumah subsidi ready stock yang disiapkan pengembang untuk FLPP tahun 2025 mendatang.
Klaster Bukit Esma Cicalengka merupakan perumahan subsidi di Bandung yang dikembangkan Ingria Group. Walaupun harga hunian ini terbilang murah, tapi bangunannya berkualitas. Lokasi perumahan juga dikelilingi alam pedesaan yang sejuk, sehingga menghadirkan suasana nyaman bagi penghuninya.
Ada beberapa tipe unit yang ditawarkan di perumahan ini, di antaranya tipe 35/66. Tipe 35/66 merupakan tipe rumah dengan luas tanah 66 meter persegi dan luas bangunan 35 meter persegi. Harga rumah di klaster ini dibandrol mulai dari Rp140 jutaan, dengan cicilan paling rendah proses KPR Bank, mulai dari Rp890.879 per bulan.
Hunian Bukit Esma Cicalengka Bandung berdesain modern dan ditawarkan dengan harga ekonomis, nyaman, dan berfasilitas lengkap.
Lokasi klaster Bukit Esma Cicalengka berada di Jalan Cijang Kuriang, Hegarmanah, Kecamatan Cikancung, Bandung, Jawa Barat. Keberadaan Lokasi ini sangat memudahkan penghuni dalam memenuhi beragam kebutuhan, karena kawasannya sangat dekat dengan beberapa fasilitas publik, seperti sekolah, pasar dan fasilitas umum lainnya.
Akses Transportasi Memadai
Akses transportasinya juga sangat memadai, karena dekat dengan stasiun kereta KA yaitu penghuni hanya butuh waktu 10 menit dari Stasiun KA Cicalengka. Untuk menuju RSUD Cicalengka, hanya diperlukan waktu 15 menit.

Menurut Dody, hunian di Bukit Esma Cicalengka dirancang dengan mempertimbangkan kebutuhan hunian modern, setiap rumah tetap harmonis dengan lingkungan sekitar. Suasana tenang dan asri di perumahan ini menjadi daya tarik bagi mereka yang menginginkan kehidupan dekat alam namun tetap nyaman.
“Total target rumah subsidi yang disiapkan pengembang untuk FLPP 2025, tersebar di 14 lokasi perumahan di seluruh Indonesia dan termasuk unit yang sudah ready stock saat ini,” tandasnya dalam siaran pers yang diterima koranproperti.com, Senin (30/12/2024).
PT Ingria Pratama Capitalindo Tbk (GRIA) atau Ingria Group, papar Dody, menarget bisa menyediakan 1500 unit rumah subsidi untuk Fasilitas Likuiditas Pembangunan Perumahan (FLPP) tahun 2025.
“Lahan yang kami siapkan untuk membangun rumah subsidi baru dalam upaya untuk mencapai target itu sekitar 20 hektar, dan untuk satu unit rumahnya, rencananya harganya sekitar Rp70 juta,” ujar Dody.
Capital expenditures (capex) atau belanja modal yang disiapkan Ingria Group tahun depan mencapai Rp105 miliar.
BACA INI: Hunian Termahal: Serpong dan Bogor Bersaing, Laku Keras Jelang Tutup Tahun 2024
Seperti diberitakan sebelumnya, terkait rumah subsidi FLPP, pemerintah melalui Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) akan menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) FLPP sebesar Rp28,2 triliun untuk 220.000 unit rumah tahun 2025 mendatang.
“Sesuai arahan Menteri PKP yang didukung Kementerian Keuangan, pada awal Januari 2025 mendatang, perbankan sudah dapat melaksanakan akad KPR FLPP,” ujar Komisioner BP Tapera Heru Pudyo Nugroho saat Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) Penyaluran FLPP dan Tapera Tahun 2025 dengan 39 bank penyalur, Senin (23/12/2024) lalu.
Namun, dalam kesempatan itu Heru juga mengungkapkan, BP Tapera masih menemukan rumah subsidi yang dibiayai Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), kualitasnya masih di bawah standar.
“Ada rumah yang sudah diakadkan, tapi kualitasnya masih di bawah standar, terutama pada rumah-rumah yang menjadi tambahan kuota (FLPP) 34.000 lalu,” ungkap Heru.

Kualitas hunian di bawah standar itu menurut Heru, meliputi struktur bangunannya, pemasangan lantai, atap rumah, dinding yang tidak kuat, serta listrik yang belum terpasang. Berdasarkan hasil temuan itulah, BP Tapera langsung menindaklanjutinya dengan memberikan surat peringatan kepada Bank penyalur FLPP.
Simak dan ikuti terus perkembangan berita dan informasi seputar dunia properti dan bahan bangunan melalui ponsel dan laptop Anda. Pastikan Anda selalu update dengan mengklik koranproperti.com dan google news setiap hari.