Efek berkoar-koar Wamen PKP Fahri Hamzah dan gembar-gembor Menteri PKP Maruarar Sirait, justru akan membuat industri properti nasional semakin ‘amburadul’, karena akibatnya rakyat (MBR, rakyat miskin) berpotensi untuk membatalkan atau menunda membeli rumah. Mereka sangat berharap dapat rumah gratis dari pemerintah.
KoranProperti.com (Jakarta) – Lagi-lagi Kementerian PKP dalam hal ini Wakil Menteri PKP Fahri Hamzah berkoar-koar bahwa Pemerintah Qatar akan menambah lagi investasinya untuk membangun 5 juta unit rumah (sebelumnya 1 juta unit), di Indonesia.
Jauh-jauh hari sebelumnya, hal yang sama juga dilakukan Menteri PKP Maruarar Sirait yang gemar gembar-gembor akan membagikan rumah secara gratis kepada rakyat. Padahal, regulasi yang terkait dengan rumah gratis buat rakyat, belum ada, bahkan belum jelas.
Efek gembar-gembor Menteri PKP dan berkoar-koar Wamen PKP, justru akan membuat industri properti nasional jadi semakin ‘amburadul’, karena akibatnya rakyat (MBR, rakyat miskin) berpotensi membatalkan atau menunda membeli rumah. Mereka berharap dapat rumah gratis dari pemerintah.
BACA INI: Menteri PKP Gembar-gembor Rumah Gratis, Dampaknya Pengembang Bisa ‘Bubar’ di Tahun 2025
Beberapa pengembang rumah subsidi juga kecewa dengan tindak-tanduk dua pejabat tinggi di Kementerian PKP ini, pasalnya para konsumen rumah subsidi menarik kembali uang muka pembelian rumah yang sudah dibayarkan kepada pengembang.
Bahkan pengajuan KPR yang sudah atau masih dalam proses mendadak dibatalkan oleh konsumen dengan alasan pemerintah akan memberikan rumah gratis untuk rakyat. Akibat lainnya lagi ialah sejumlah pengembang rumah subsidi mengalami kerugian dan berisiko masuk jurang kebangkrutan.

Rumah Gratis Hanya Harapan?
Seperti banyak diberitakan sejumlah media, Wakil Menteri PKP Fahri Hamzah mengatakan, pihak Kantor Perdana Menteri Qatar akan menambah investasi untuk membangun 6 juta unit rumah lagi di Indonesia.
Sebelumnya, perwakilan Pemerintah Qatar dan Menteri PKP Maruarar Sirait telah meneken MoU dalam rangka menyumbang 1 juta rumah, disaksikan Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka Jakarta, Rabu lalu (8/1/2025).
Qatar Qilaa International Group menyatakan komitmennya untuk berinvestasi di program 3 Juta Rumah yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
“Kemarin kita sudah tanda tangan 1 juta unit. Hari berikutnya saya bertemu dengan pejabat resmi dari Kantor Perdana Menteri Qatar, menyebut komitmen tambahan 5 juta unit lagi,” kata Fahri dalam acara Sustainable Housing, Building and Cities di Jakarta, Rabu (15/1/2025).
Menurut Fahri rumah yang akan dibangun adalah vertical housing di perkotaan dengan ukuran paling kecil tipe 36. Prioritas wilayah pembangunan rumah ini adalah Jakarta, Jawa Barat, dan Banten
BACA INI: Menteri PKP Jangan Cuma Janji Doang, Pembangunan Rumah 2024 Terhambat Gegara Ini…!!!
Di tempat berbeda, Ketua Umum DPP Realestat Indonesia (REI) Joko Suranto pernah menegaskan bahwa program rumah gratis untuk rakyat itu membingungkan, dan berdampak negatif bagi sejumlah pengembang. Banyak calon konsumen membatalkan booking fee dan uang muka, setelah ada berita pemerintah akan membagikan rumah secara gratis kepada rakyat.
“Dari 10 orang yang sudah booking fee, ada 1 sampai 3 yang membatalkannya. Masifnya pembatalan booking fee menjadi bukti bahwa gerakan sektor properti akan semakin melambat,” tegas Joko dalam siaran pers yang diterima koranproperti.com, Kamis lalu (21/11/2024). Bahkan Joko menegaskan program rumah gratis akan membuat para pengembang bubar.
Sementara itu, Ketua Umum DPP Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Junaidi Abdillah mengatakan, rencana Kementerian PKP untuk memberikan rumah gratis sangat mengganggu industri properti, karena banyak MBR membatalkan rencana pembelian rumah setelah mendengar ada rumah gratis dari pemerintah.

“Simpang siur informasi tentang rumah gratis ini, jelas sangat mengganggu industri properti, pemerintah perlu segera klarifikasi. Jika pemerintah tidak mendetailkan pemberian rumah gratis ini, maka pengembang rumah subsidi akan bubar,” pungkas Junaidi, belum lama ini di Jakarta.
Teguran keras juga dilontarkan anggota DPR RI, beberapa waktu lalu. Program 3 juta rumah tidak memiliki data yang jelas. Menteri PKP hanya terbuai oleh mimpi-mimpi indah yang sulit diwujudkan.
Hal itu disampaikan anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi PDIP Yasti Soepredjo dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Kementerian PKP di kompleks Parlemen, belum lama di Jakarta.
“Saya awalnya senang mendengar visi-misi Kementerian PKP. Tetapi faktanya, ternyata hari ini Pak Ara hanya mimpi indah belaka,” ujar Yasti sambil menambahkan bahwa mimpi indah itu sulit untuk diwujudkan. Bahkan, Yasti kecewa dengan Menteri PKP yang selalu membawa-bawa kelompok pengusaha ‘naga’ untuk mewujudkan mimpi 3 juta rumah.
Teguran yang sama dengan Yasti, juga disampaikan Ketua Komisi V DPR RI Lasarus. Menurut Lasarus blueprint atau rancangan kerja program 3 juta rumah juga belum dilaporkan kepada Parlemen.
“Sampai saat ini, kami belum menerima blueprint terkait program 3 juta rumah. Saya minta Menteri PKP untuk menjelaskan anggaran program 3 juta rumah ini,” tandas Lasarus beberapa waktu lalu.
Simak dan ikuti terus perkembangan berita dan informasi seputar dunia properti dan bahan bangunan melalui ponsel dan laptop Anda. Pastikan Anda selalu update dengan mengklik koranproperti.com dan google news setiap hari.